Senin, 09 Februari 2015

The Path

Takdirmu sudah diatur!!!
Naskah drama telah tertuliskan
Alur cerita merupakan kepastian
Tentang aku, kamu, dia, dan semua
Memiliki peran di dalamnya

Segalanya telah di atur
Kapan masuk dan kapan keluar dari panggung

Hanya saja...
Di tiap babak dalam drama
Semua berhak mengekspresikan ketokohan
Bahkan Sang Sutradara mewanti-wanti para aktor/aktris
Memerankan dengan berimprovisasi
Tidak kaku dan terpaku naskah

Ah, aku lupa
Isi naskah itu, tak ada tokoh yang mengetahui
Aktor dan aktris naik dan turun panggung menuruti instruksi
Atau mungkin atas kehendak sendiri?

Tidak terpikirkah?
Improvisasi adalah cara mengubah sedikit alur
Dan ada penekanan untuk selalu bertindak menurut kehendak
Hingga tiba waktunya
Satu per satu tokoh harus menuruti instruksi meninggalkan panggung
Sebelumnya, buatlah kesan dengan perananmu
Hingga banyak kepala yang megingatmu
Hingga banyak mata membaca riwayatmu
Banyak yang mengenang

Layar pun ditutup...

Selengkapnya...

Jumat, 24 Oktober 2014

Rindu

Aku benar-benar telah jatuh hati
Jatuh hati pada lentik jemarimu
Jatuh hati pada lekuk di dagumu
Jatuh hati pada cuping telingamu
Jatuh hati di sandaran bahumu
Dalam kerinduan yang teramat

Selengkapnya...

Rabu, 22 Oktober 2014

Leluhurku Dimana?

Yang dahulu pemenang, kini pecundang
Yang dahulu terkalahkan, kini bermahkota
Dahulu sang juara bermabukan sesuka hatinya
Kacung bersabar hati perlahan berdiri dari tunduknya

Seorang melaknat leluhur
Seorang memuja pendahulu
Berputar roda strata

Ratap seorang tua
Leluhurku dimana?

Selengkapnya...

Selasa, 02 September 2014

__

Kusaksikan manusia-manusia berkeliaran
Muda-mudi berkompetisi mengejar yang diingini
Menempuh proses melewati tirai nasib
Melibatkan diri dalam aturan orang dewasa
Tak disangkal tolak ukur adalah -apa kata orang?-
Kedewasan berarti menanggalkan kebebasan
Meninggalkan khayalan-khayalan dan setumpuk permainan memuaskan
Mungkin aku masih terbelenggu dan termanjakan dunia mimpi
Berikutnya, akan kuselami dan kubedah hakikatnya
Ingin juga kuberlepas diri dari persepsi ini

Selengkapnya...

Senin, 01 September 2014

_

Dimana dirimu, telinga-telingaku?
Kalian yang kusebut kawan
Sejatinya pergumulan hidup
Aku resah rasanya
Ingin kubisikkan rahasia kecil
Kita bedah kedukaan dalam diskusi
Bermabuk-mabukan hingga terlupakan kepenatan
Dimana engkau, sahabatku?
Adakah dirimu?

Selengkapnya...

_

Mungkin aku bukanlah kejujuran fikiranku
Mungkin juga bukanlah gambaran dari tulisan-tulisanku
Akulah nafas yang ditiupkan dan ditadirkan menjadi seharusnya diriku
Kehendakku ada, namun berasa terkungkung
Dirampas hak-hak nya, menantikan hukuman pancung
Memalukan... Aku terlucuti
Dipenjarakan kebohongan-kebohongan yang entah siapa dan dimana dalangnya

Selengkapnya...

Sabtu, 30 Agustus 2014

Kebencian

Dicampakkanlah setiap sapa
Membentuk gelora amarah
Dari hati yang masih tertunduk
Oleh asa merindu akan hadir

Berulang kali mengusik diam
Sesekali menghangatkan kebekuan
Mencoba menggoyahkan kebencian
Memendekkan bentangan

Detik berlalu selalu sama
Ejaan nama tak berubah
Rupa masih terlukis
Bisik masih terngiang
Terekam seperti nyata adanya

Tak lelahkah berjalan?
Hingga sesekali berlari
Menjauh begitu inginnya lenyap
Selamanya...
Tak kau dapatkan kerelaan

Ataukah sebuah ujian?
Memerankan sosok asing
Hingga tiba di batas letih
Lalu mempecundangi kala terhenti
Dan mengejek keberpalingan

Ataukah ingin menggelincirkan?
Agar mengutuki takdir
Dan melaknat Tuhan
Lalu haramlah raga

Selengkapnya...