Kepada malam dengan biusnya
Rupa bisu mendekap dingin
Ruang para pengejar mimpi
Tidak buatku
Tidak saat ini
Dirimu candu, malam
Kesadaranku milikku
Tidak untukmu
Kisahku saja untuk kita
Sandar aku pada bidang abstrak
Kaku tubuh
Rebah hati
Cedera akal
Tersisa lidahku dan kuping malam
Temani laraku, malam
Ucapku tak banyak
Namun ia merintih
Maka selimutilah
Tiap penggal kuberdialog
Pada luar diri
Kehendak saja pembeda
Tuntutan kita sama
Tahukah, malam?
Kubisik lirih
Jangan abaikan
Pula kau rendahkan
Rindu aku padanya
Selalu...
Dekaplah, malam
Rinduku
Pun rindunya
Bercengkerama bersama
Berpadu olehmu
Kamis, 21 November 2013
null
Sabtu, 02 November 2013
Musafir
Kutemukan jiwa yang kosong
Dalam buaian kehampaan
Membenarkan dirinya bersama kegilaan
Melukai tiap sendi dalam argumentasi angkuhnya
Penyakit yang meradang memenjarakan fikiran
Tak terikat lagi sapaan kehidupan
Berbaurlah ia keluar dari nyata
Berkhayal pasal pengetahuan dari alam
Mencoba lebur dengan irama
Terombang-ambing deret tinta
Menyelam, tenggelam, tak berarti lagi
Sebut saja ia atheis
Kini menerawang kian jauh
Mengulur waktu dalam kebingungan
Melacur pada simpangan teori-teori yang masih mewangi
Hingga membangkai, busuk, tak terurus
Telah terputuslah nadi kehidupannya
Melenyapkan rahasia
Kekal dalam kotak ilmu
Jauh telah kupandang
Dari ambang kesadaran
Kepingan raga seperti noktah
Tak berdaya ia dalam layar
Luas terhampas tanah, air, udara
Masih ada lapis nafas menyelimuti
Rekursif hingga tak berujung
Menggerakkan tendon lewat godaannya
Rasa keindahan merangsangmu
Inderamu kaku
Pecandu