Jumat, 24 Oktober 2014

Rindu

Aku benar-benar telah jatuh hati
Jatuh hati pada lentik jemarimu
Jatuh hati pada lekuk di dagumu
Jatuh hati pada cuping telingamu
Jatuh hati di sandaran bahumu
Dalam kerinduan yang teramat

Selengkapnya...

Rabu, 22 Oktober 2014

Leluhurku Dimana?

Yang dahulu pemenang, kini pecundang
Yang dahulu terkalahkan, kini bermahkota
Dahulu sang juara bermabukan sesuka hatinya
Kacung bersabar hati perlahan berdiri dari tunduknya

Seorang melaknat leluhur
Seorang memuja pendahulu
Berputar roda strata

Ratap seorang tua
Leluhurku dimana?

Selengkapnya...

Selasa, 02 September 2014

__

Kusaksikan manusia-manusia berkeliaran
Muda-mudi berkompetisi mengejar yang diingini
Menempuh proses melewati tirai nasib
Melibatkan diri dalam aturan orang dewasa
Tak disangkal tolak ukur adalah -apa kata orang?-
Kedewasan berarti menanggalkan kebebasan
Meninggalkan khayalan-khayalan dan setumpuk permainan memuaskan
Mungkin aku masih terbelenggu dan termanjakan dunia mimpi
Berikutnya, akan kuselami dan kubedah hakikatnya
Ingin juga kuberlepas diri dari persepsi ini

Selengkapnya...

Senin, 01 September 2014

_

Dimana dirimu, telinga-telingaku?
Kalian yang kusebut kawan
Sejatinya pergumulan hidup
Aku resah rasanya
Ingin kubisikkan rahasia kecil
Kita bedah kedukaan dalam diskusi
Bermabuk-mabukan hingga terlupakan kepenatan
Dimana engkau, sahabatku?
Adakah dirimu?

Selengkapnya...

_

Mungkin aku bukanlah kejujuran fikiranku
Mungkin juga bukanlah gambaran dari tulisan-tulisanku
Akulah nafas yang ditiupkan dan ditadirkan menjadi seharusnya diriku
Kehendakku ada, namun berasa terkungkung
Dirampas hak-hak nya, menantikan hukuman pancung
Memalukan... Aku terlucuti
Dipenjarakan kebohongan-kebohongan yang entah siapa dan dimana dalangnya

Selengkapnya...

Sabtu, 30 Agustus 2014

Kebencian

Dicampakkanlah setiap sapa
Membentuk gelora amarah
Dari hati yang masih tertunduk
Oleh asa merindu akan hadir

Berulang kali mengusik diam
Sesekali menghangatkan kebekuan
Mencoba menggoyahkan kebencian
Memendekkan bentangan

Detik berlalu selalu sama
Ejaan nama tak berubah
Rupa masih terlukis
Bisik masih terngiang
Terekam seperti nyata adanya

Tak lelahkah berjalan?
Hingga sesekali berlari
Menjauh begitu inginnya lenyap
Selamanya...
Tak kau dapatkan kerelaan

Ataukah sebuah ujian?
Memerankan sosok asing
Hingga tiba di batas letih
Lalu mempecundangi kala terhenti
Dan mengejek keberpalingan

Ataukah ingin menggelincirkan?
Agar mengutuki takdir
Dan melaknat Tuhan
Lalu haramlah raga

Selengkapnya...

Kekaguman [Misteri]

Kau mengganggu pagiku
Melintas tak hanya sekali di hadapanku
Hanya senyum tertahan ucapmu
Ketika sapa kulayangkan
Diammu, mengabaikan
Engkau tuli?
Ataukah suaraku tertahan separuh?

Ketika kau berlalu
Membaur menuju keramaian
Malu jua yang menahan langkahku
Membiarkan pagi ini, -misteri-

Selengkapnya...

Kamis, 12 Juni 2014

Kapal Juang

Tak selamanya kapal berlayar di lautan
Sesekali merapat di pelabuhan
Beberapa akan karam
Yang karatan tak lagi digunakan

Ibarat perjuangan
Lelah butuh sandaran
Kadang terpuruk tak sampai tujuan
Waktu yang matang akan menghentikan

Selengkapnya...

Jumat, 30 Mei 2014

Berceritalah!

Apakah yang hendak engkau ceritakan?
Malam baru saja beranjak pergi
Meskipun dinginnya angin masih terasa

Pada siapakah hendak engkau bercerita?
Engkau terduduk hanya seorang diri
Meski riuh kicauan burung-burung disana

Berceritalah!
Angin mungkin saja mampu menyiarkan
Burung-burung pun mampu menyenandungkan

Ceritakanlah!
Cahaya langit kala fajar
Lambaian rerumputan bersama embunnya
Kemegahan...

Ceritakan saja!
Bisikkan saja ke hatimu!
Dalam wujud syukur

Selengkapnya...

Rabu, 28 Mei 2014

Pemikir

Salam untukmu, 2 wajah yang membenturkan kepalanya
Kalianlah sosok muda yang tersadar kehidupan
Kutuki saja semaunya perkara-perkara beban
Biarkan seisi dunia menangisi keluhan-keluhanmu
Lalu tuturkan kekonyolan-kekonyolan seperti virus
Sangat layak, kamu, dan kamu merekonstruksi rancang zaman yang cacat
Membimbing pemahaman-pemahaman yang acuh pada moral sosial
Do'aku untuk kalian
Para peziarah di ambang pintu ilmu-Nya

Selengkapnya...

Sabtu, 24 Mei 2014

Kisah

Alkisah pemuda di dunia khayalnya
Banyak imajinasi telah ditelannya
Tak terbilang pahit-manis ia tertatih olehnya
Menangis terus-menerus meratapi jalannya
Tak pernah kebal dari bisa dan derita

Dirinya pemabuk di waktu senja
Jerit lantang tak dihiraukan mereka
Alunan gitar tak menggugah haru jua
Kepalan tangan pun takkan merubah apa-apa
Nikmati saja bercumbu pada perkara tanpa daya
Hingga peluh berjatuhan melewati sengsara

Pupus sudah angan-angan sampah
Buanglah jauh dari tatap muka
Kau ubah nafas menjadi syair menyapa
Menyentuh jiwa kosong lewat irama
Jatuh hati, itu sajakah?

Kebodohan oleh waktu akan sirna
Meneropong gundah dan makian disana
Menepuk pundak pengelana muda
Dalam pendakian mencari makna

Siapakah diri tanpa cinta?
Adakah bahagia tanpa rasa?
Bergunakah cacian yang mengudara?
Bergumam, langit, menengadah
Tiada kita...

Selengkapnya...

Senin, 12 Mei 2014

Syair, Penyair

Jika mampu kutegaskan
Ruh kehidupan ada padaku
Bukan angkuh, bukan kehendakku
Semua bercerita semaunya
Berkeluh kesah, meletup-letup
Dan terkadang nakal
Penuh rayu, merengek manja
Mula diriku

Dilahirkan seperti kalian
Aku tak berbicara
Namun mampu bercerita
Tentang suka cita
Pedih kedukaan
Radang kegalauan
Kesemuanya aku

Menawan adalah busanaku
Segala pujian bergema
Cacian kadang terdengar sayup
Tak kan luntur pesonaku
Aku acuh dari setiap mata
Tak peduli pada persepsi
Omongan kosong penikmat auratku
Seperti itukah aku?

Tentang ruh, pencipta, dan diriku
Sempit pemahamanku
Tapi kutahu lewat sadarku
Terlahir dari rahim tinta
Membawa ruh dari kisah
Dari reka tuan tanpa nama

Selengkapnya...

Jumat, 07 Februari 2014

Perkenalan

Tanpa sadarku
Seketika ia menghampiri
Membentuk abstraksi
Amnesia dari luka
Kedukaan tak pernah wujud

Mengilham ke batin
Tak tersentuh indera
Lahirnya terasa
Sekalipun belum ada jamah
Keterasingan mula

Tak terlukiskan
Hanya ada bahasa rasa
Bumbu rayuan
Tersipukah?

Tatap masih terbilang jari
Genap kedua
Tak intim
Namun lekat
Bersandar pada spasi
Dekat

Tumpuan harap
Aku atau kita
Jika nyata
Terjalin kerabat
Menurun pada kita
Menanti kesediaan

Selengkapnya...