Minggu, 26 Agustus 2012

Kesepian

Kesepian...
Kesendirian...
Terbebas dari riuh dunia

Itulah pelarian
Di sanalah kedamaian
Bersamanya kubercumbu

Suatu taman luapan amarah
Suatu taman menyeka tangis
Suatu taman menyembunyikan luka
Dan kunikmati perihnya
Cukup untukku saja

Selengkapnya...

Rabu, 15 Agustus 2012

Untitle

Masihkah jiwa yang sama menyapa malam ini?
Diwaktu kelam merintih kedukaan
Bersama kerendahan diri yang mengemis iba
Dengan satu pinta dalam seribu bahasa

Sesak waktu tak menoleh sedetikpun
Mematung wajah nestapa dalam gundah
Bukan rindu namun rasanya serupa
Pahit dalam keindahan kuluman senyum

Tak mengapa tumpah ruah tangisan langit
Ditemani panah-panah hawa malam
Menusuk kulit setebal batu
Rintih bukan fisiknya
Batinlah yang mengerang
Duka yang teredam
Kecamuk amarah yang terpendam

Masih wujudlah yang menjadi topeng serupa kulit
Meski kebinatangan setiap saat hendak menerkam
Memangsa jiwa rapuh manusia
Namun terselamatkan oleh sebentuk rasa
Yang meski terbalas oleh luka
Namun mampu bersenandung suka cita
Karena asa pada dirimu seorang

Batas fana masih setebal lapis langit
Dengan birunya yang menutup gulita angkasa
Seperti penafsiranku pada rasa yang engkau pendam

Selengkapnya...

Selasa, 14 Agustus 2012

Rintihan Malam

Rintihku bersahutan pada Engkau di malam ini
Kumencoba segala yang terbesit di benak
Kulirik nafas-nafas yang melekat pada onggokan tubuh manusia
Lalu kumenengadah pada hamparan langit tanpa hias
Hanya gulita seperti sesak kelam dadaku
Langkah fikiran membutuhkan embun penyejuk dari-Mu
Wahai Yang Maha Menenteramkan Qalbu

Semakin larut kesadaran kian suntuk
Kupecah kesunyian dengan merangkai syair
Kutelusuri malam dengan goresan pena
Kulukis do'a membanjiri tiap halaman catatan kecilku

Sayangkah Engkau pada pendosa ini?
Yang seringkali lupa keagungan diri-Mu
Terlena gemerlap dunia yang fana
Seorang pemuda dengan cacat akalnya pada cinta-Mu
Dan tak pernah lagi tersadar anugerah itu

Lubang hitam yang Engkau tanamkan
Seperti ruh yang Engkau tiupkan pada raga
Sudikah Engkau membalikkan hitam hingga berpendar ia?
Sudikah Engkau Yaa Rabb?
Sudikah Engkau Wahai Yang Maha Membolak-balikkan Hati?

Kuberbisik...
Kumerintih...
Kulantunkan do'a...
Malam ini dengan kesaksian segala ciptaan-Mu
Kupasrahkan diri pada garis takdir-Mu

Selengkapnya...

Senin, 13 Agustus 2012

Lakon Realita

Tak kuseru dirimu memadamkan keangkuhan
Meski tanya menyelimuti diriku
Menggigil di dingin badai memori
Kudekap rintik hujan yang tak berkumpul
Hingga lelah kesia-siaan

Alur takdir bukanlah naskah
Yang mudah tersentuh rekaan
Dan jika gelap pekat latar kisahku
Akan kujejer lampiun penerang
Lalu kutelusuri radius ke penghujung nafasku
Melepas bebas naluri liarku

Menyorot tajam mengamati
Melangkah perlahan di semak harapan
Terpaku dan kian mendekati
Kurayu acuh dirimu
Hingga hilang keengganan hati

Insting berpaling mencoba memupuk keyakinan
Kuawali keraguan sebagai figuran
Demi menampakkan dirimu satu
Dan satu-satunya pelakon utama
Sebuah kewajaran diriku terpinggirkan
Tertelan sorak kegaduhan
Berteman kesendirian
Engkau acuh, terbatasi waktu

Selengkapnya...